Jul 23, 2021

23 Juli 2021

Selamat Hari Anak Nasional.

Apa kabar anak bungsu yang selalu bergantung kepada ayah ibunya? Sudahkah ia mandiri?

Ah si bungsu memang selalu manja, namun siapa yang sangka beban kesedihannya kali ini tak ada yang mendengarkan.

Sang ayah pergi setelah tujuh hari kepergian sang ibu.

Lantas, bagaimana ia sekarang? Bukankah ia masih memiliki ketiga saudara kandungnya?

Si bungsu yang sangat manja ini ternyata berusaha untuk membahagiakan dan melindungi orangtuanya dengan caranya sendiri.

Bahkan setelah ayah dan ibu telah pergi, ia masih berusaha untuk mengikuti dan menyebarkan nasihat keduanya kepada ketiga saudaranya.

Atau ternyata selama ini si bungsu hanya memang menjadi beban bagi keluarga?

Ah kasihan si bungsu, tak ada lagi orangtua untuk bergantung dan berbagi cerita.

Ibu pernah menasihatinya untuk selalu bergantung kepada Sang Maha. Namun sayang si bungsu hanya mengingatnya tetapi jarang melaksanakannya.

Sungguh kasihan si bungsu.

Oct 24, 2020

24 Oktober 2020

Oh, jadi gitu.

Mungkin kita pernah berpendapat tentang prinsip hidup yang ternyata hanya sekedar memenuhi kepuasan diri sendiri.

Ternyata bukan prinsip hidup yang kita dapat, melainkan salah jalan yang kita pilih. Tujuan akhirnya mungkin benar.

Namun, salah jalan atau salah kita dalam berprinsip membuat kita hanya berputar-putar bahkan mungkin membuat kita mundur dan semakin jauh dari tujuan akhir kita.

Merenung dan bertukar gagasan dengan teman sejalan membuat kita sadar ternyata hidup tidak hanya sekedar hidup untuk kepuasan diri sendiri.

Tujuan akhir memang selalu ada di depan. Namun apakah kita masih ingin mempertahankan kepuasan diri sendiri yang ternyata hanya membuat kita semakin jauh dari tujuan atau kita harus berani menjilat ludah kita sendiri untuk dekat dengan tujuan akhir.

Kematian memang sudah ditentukan. Tetapi akankah kita menentukan cara kematian yang dapat kita pilih sendiri?

Oct 8, 2020

8 Oktober 2020 #CabutOmnibuslaw #RUUCilaka

Kenapa kami dilarang untuk bersuara? Padahal para pendahulu telah menjamin kebebasan kami untuk bersuara. 

Kenapa kalian hadang kami dengan cambuk rotan? Padahal kami berusaha menyelamatkan generasi mendatang.

Kami paham kalian hanya mengikuti perintah atasan, tapi kenapa kalian lupa akan kebenaran?

Biarkan kami bersuara, jangan hadang kami tapi lindungi kami. Agar kelak generasi nanti masih bisa memandang indahnya negeri tanpa tirani.

Oct 7, 2020

7 Oktober 2020 #AtasiVirusCabutOmnibus #TolakOmnibuslaw

Bung, tempo hari kau pernah bilang bahwa perjuangan kami sulit karena melawan bangsa sendiri. Yang ternyata adalah anak cucumu dan teman-temannya.

Bung, apa kau disana marah melihat tingkah laku dia menyanding nama besarmu hanya untuk menjajah bangsa yang dulu kau usahakan untuk merdeka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Bung, kami mohon maaf karena telah menghina anak cucumu karena tingkah laku mereka yang licik kepada kami.
Bung, kami juga mohon izin untuk melengserkan anak cucumu dan teman-temannya.

Doakan dan restui kami bung, agar berhasil melengserkan mereka dalam waktu yang sesingkat-singkatnya seperti pidato mu dulu.

Mar 10, 2020

10 Maret 2020

Ternyata benar nampaknya, bahwa hanya aku yg merindukanmu. Sedangkan kamu mengabaikanku. Aku memang sudah pasrah dengan sedikit usahaku untuk mendekatimu. Tapi aku tidak pernah berhenti mengharapkanmu. Kemarin lalu, aku kembali memilih berhenti mendekatimu, entah sejenak atau untuk selamanya. Agar kekecewaan yang aku alami dapat ku terima dengan dada yang lapang dan pikiran yang lebih dewasa. Namun sayang, saat ini aku semakin mengharapkan sedikit perhatian dari kamu yang semakin menjauh. Atau ternyata aku hanya mengharapkan imajinasi yang menjadi kenyataan? Jika memang kenyataannya aku hanya bisa hidup dari imajinasi, biarkan aku menikmatinya dengan senyuman. -Bandung, 10 Maret 2020-